4. Ametis/Batu
kecubung (Amethyst)
Ametis atau batu kecubung terbentuk dari Silika.
Biasanya, ametis berwarna merah muda sampai ungu tua. Karena warna ungu selalu
dikaitkan dengan warna kerajaan, maka batu ametis sering digunakan dalam
pembuatan barang-barang yang ada di kerajaan Inggris.
Nama batu ametis berasal dari bahasa Yunani yang
artinya “tidak mabuk”. Masyarakat Yunani pada masa itu percaya bahwa jika
seseorang meminum anggur yang terdapat dalam gelas yang terbuat dari ametis,
maka orang tersebut tidak akan mengalami mabuk. Batu ametis pernah menjadi batu
yang lebih berharga dari pada berlian. Umumnya, batu ametis akan bersinar
terang setelah dijemur dalam waktu yang cukup lama.
5. Zamrud
(Emerald)
Zamrud berwarna hijau dan terbuat dari silikat beril.
Penghasil zamrud kualitas tinggi adalah Kolombia, Siberia, Afrika Selatan,
Zimbabwe, Australia, dan Brazil. Warna yang paling ideal untuk zamrud adalah
hijau daun. Seperti halnya batu rubi, warna hijau pada zamrud juga dihasilkan
oleh kromium. Salah satu keunggulan dari batu jenis ini adalah pada warnanya
yang tidak mudah berubah serta daya tahannya terhadap suhu tinggi.
Dalam masa proses kristalisasi pada batu zamrud,
beberapa gangguan geologi selalu terjadi. Itulah sebabnya semua zamrud
ditemukan dalam keadaan cacat seperti retak, bergelembung, terdapat butiran
kristal karbon asing di dalamnya, serta ketidaksempurnaan-ketidaksempurnaan
lainnya. Kelemahan-kelemahan tersebut dapat disembunyikan dengan mengolesi
minyak mineral maupun dengan melakukan proses iradiasi. Jika anda menemukan
batu zamrud yang tanpa cacat sedikitpun, maka berwaspadalah. Bukan berarti anda
telah menemukan batu zamrud yang paling sempurna, namun ciri tersebut justru
menunjukkan bahwa batu yang anda temukan merupakan imitasi.
6. Giok
(Jade)
Batu giok sudah dikenal oleh bangsa Cina pada tahun
4000 SM sebagai bahan utama dalam pembuatan aksesoris, senjata, maupun
perabotan. Dalam seni pengobatan Timur, batu giok diyakini sebagai perangsang
aliran Chi (energi murni). Energi murni ini dianggap mampu mencegah penuaan
sel-sel tubuh dan mengatasi aneka penyakit. Sementara itu, di suku Maya dan
Inca, batu ini dianggap sebagai “Pembawa Keselamatan dan Kesehatan”.
Batu giok terdiri dari 2 jenis, yaitu Nephreit dan
Jadeit. Nephreit memiliki warna yang agak keputih-putihan, sementara itu, jenis
Jadeit lebih keras daripada nephreit, namun juga lebih mudah mengalami
keretakan.
Sampai saat ini, masyarakat masih mempercayai
keberadaan batu giok sebagai sarana pengobatan. Di Indonesia, terapi batu giok
bukanlah merupakan istilah yang asing lagi di telinga sebagian besar warga
negaranya. Batu giok memang dapat memancarkan sinar infra merah yang dapat
memperlancar aliran darah. Selain itu, gelombang yang terpancar dari batu giok
dapat melancarkan metabolisme tubuh serta menghancurkan timbunan lemak.
7. Ratna
Cempaka (Topaz)
Ratna cempaka terbentuk dari aluminium oksida dan
kiezelzuur ini dikenal pula dalam berbagai nama, seperti batu daud, mirah
cempaka dan selong. Walaupun batu topaz tergolong batu yang keras, namun batu
tersebut tidak boleh berada dalam perubahan suhu hebat yang mendadak, sebab hal
itu dapat membuat batu topaz retak. Dahulu, orang berpikir bahwa batu topaz
selalu berwarna kuning. Kini, telah dikenal berbagai macam variasi warna topaz,
seperti cokelat, bening, merah muda, ungu dan biru. Topaz biru umumnya berasal
dari Cina. Topaz merah dan jingga merupakan jenis topaz yang termurah.
Topaz yang berkualitas tinggi mempunyai kilau yang
sangat cemerlang, terang dan bening. Jika topaz tersebut disentuh maka akan
terasa licin di tangan. Api atau listrik dapat keluar apabila kita menggosok
topaz dengan keras dan cepat. Sedangkan untuk membuktikan keaslian sebuah
topaz, kita dapat melakukannya dengan memasukkan topaz dalam bromoform (semacam
cairan yang dapat dibeli di apotik). Jika topaz itu mengapung, maka topaz
tersebut palsu.
sumber : http://trisniannisasmi.wordpress.com/2012/06/10/yuk-kita-mengenal-7-batu-mulia-terkenal-di-dunia/