Kamis, 16 Oktober 2014

Pernikahan Adat Jawa




Indonesia terdiri dari berbagai suku dan budaya. Ada berbagai adat di negara ini yang menyebabkan negara ini kaya akan keragaman. Pernikahan, yang merupakan salah satu momen paling membahagiakan pada diri manusia, menjadi salah satu bukti mengenai keberagaman adat di Indonesia. Dalam berbagai acara pernikahan, kita sering disuguhi beragam acara dengan tema adat-adat tertentu. Yang paling sering kita dengar tentunya adat jawa dan sunda. Namun, sebenarnya jauh lebih banyak lagi adat-adat dalam pernikahan yang dipakai oleh masyarakat Indonesia.

1. Pernikahan adat Jawa
Proses pernikahan adat Jawa dimulai dengan Siraman yang dilakukan sebagi proses pembersihan jiwa dan raga yang dilakukan sehari sebelum ijab kabul. Ada 7 Pitulungan (penolong) yang melakukan proses siraman. Airnya merupakan campuran dari kembang setaman yang disebut Banyu Perwitosari yang jika memungkinkan diambil dari 7 mata air. Diawali siraman oleh orangtua calon pengantin, acara siraman ditutup oleh siraman pemaes yang kemudian memecahkan kendi.

Beranjak malam, acara dilanjutkan dengan Midodareni, yaitu malam kedua mempelai melepas masa lajang. Dalam acara Midodareni yang digelar di kediaman perempuan ini, ada acara nyantrik untuk memastikan pengantin laki-laki akan hadir pada ijab kabul dan kepastian bahwa keluarga mempelai perempuan siap melaksanakan perkawinan dan upacara panggih di hari berikutnya.

Upacara Panggih
Usai acara akad nikah dilakukan upacara Panggih, di mana kembang mayang dibawa keluar rumah dan diletakkan di persimpangan dekat rumah yang tujuannya untuk mengusir roh jahat. Setelah itu pengantin perempuan yang bertemu pengantin laki-laki akan melanjutkan upacara dengan melakukan :

1) Balangan suruh
Melempar daun sirih yang melambangkan cinta kasih dan kesetiaan

2) Wiji dadi
Mempelai laki-laki menginjak telur ayam hingga pecah, kemudian mempelai perempuan akan membasuh kaki sang suami dengan air bunga. Proses ini melambangkan seorang suami dan ayah yang bertanggung jawab terhadap keluarganya.

3) Pupuk
Ibu mempelai perempuan mengusap mempelai mantu laki-laki sebagai tanda ikhlas menerimanya sebagai bagian dari keluarga.

4) Sinduran
Berjalan perlahan-lahan dengan menyampirkan kain sindur sebagai tanda bahwa kedua mempelai sudah diterima sebagai keluarga.

5) Timbang
Kedua mempelai duduk di pangkuan bapak mempelai perempuan sebagai tanda kasih sayang orangtua terhadap anak dan menantu sama besarnya.

6) Kacar-kucur
Kacar-kucur yang dituangkan ke pangkuan perempuan sebagai simbol pemberian nafkah.

7) Dahar Klimah
Saling menyuapi satu sama lain yang melambangkan kedua mempelai akan hidup bersama dalam susah maupun senang.

8 Mertui
Orangtua mempelai perempuan menjemput orangtua mempelai laki-laki di depan rumah untuk berjalan bersama menuju tempat upacara.

9) Sungkeman
Kedua mempelai memohon restu dari kedua orangtua.