Tampilkan postingan dengan label share. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label share. Tampilkan semua postingan

Selasa, 21 Oktober 2014

Sejarah Batik



Secara etimologi kata batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu”tik” yang berarti titik / matik (kata kerja, membuat titik) yang kemudian berkembang menjadi istilah ”batik” (Indonesia Indah ”batik”, 1997, 14). Di samping itu mempunyai pengertian yang berhubungan dengan membuat titik atau meneteskan malam pada kain mori. Menurut KRT.DR. HC. Kalinggo Hanggopuro (2002, 1-2) dalam buku Bathik sebagai Busana Tatanan dan Tuntunan menuliskan bahwa, para penulis terdahulu menggunakan istilah batik yang sebenarnya tidak ditulis dengan kata”Batik” akan tetapi seharusnya”Bathik”.

Hal ini mengacu pada huruf Jawa ”tha” bukan ”ta” dan pemakaiaan bathik sebagai rangkaian dari titik adalah kurang tepat atau dikatakan salah. Berdasarkan etimologis tersebut sebenarnya batik identik dikaitkan dengan suatu teknik (proses) dari mulai penggambaran motif hingga pelorodan. Salah satu yang menjadi ciri khas dari batik adalah cara pengambaran motif pada kain ialah melalui proses pemalaman yaitu mengoreskan cairan lilin yang ditempatkan pada wadah yang bernama canting dan cap.

Batik telah dikenal sejak jaman Majapahit dan masa penyebaran Islam. Batik pada mulanya hanya dibuat terbatas oleh kalangan keraton, hanya dikenakan oleh raja dan keluarga serta pengikutnya. Oleh para pengikutnya inilah kemudian batik dibawa keluar keraton dan berkembang di masyarakat hingga saat ini. 

Hari Batik Nasional


Tanggal 2 Oktober diperingati sebagai hari batik Nasional. Hal itu ditetapkan setelah Badan PBB untuk kebudayaan, UNESCO, menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) di tanggal tersebut. Bahkan menurut wikipedia, tanggal ini tidak hanya diperingati sebagai Hari Batik nasional, namun juga UNESCO menetapkan sebagai hari batik sedunia.

Batik merupakan budaya yang telah lama berkembang dan dikenal oleh masyarakat Indonesia. Kata batik mempunyai beberapa pengertian. Menurut Hamzuri dalam bukunya yang berjudul Batik Klasik, pengertian batik merupakan suatu cara untuk memberi hiasan pada kain dengan cara menutupi bagian-bagian tertentu dengan menggunakan perintang. Zat perintang yang sering digunakan ialah lilin atau malam.kain yang sudah digambar dengan menggunakan malam kemudian diberi warna dengan cara pencelupan.setelah itu malam dihilangkan dengan cara merebus kain. Akhirnya dihasilkan sehelai kain yang disebut batik berupa beragam motif yang mempunyai sifat-sifat khusus.

UNESCO menulis dalam situs resminya, batik Indonesia memiliki banyak simbol yang bertautan erat dengan status sosial, kebudayaan lokal, alam dan sejarah itu sendiri. Batik dinilai sebagai identitas bangsa Indonesia dan menjadi bagian penting seseorang di Indonesia sejak lahir hingga meninggal.

Senin, 20 Oktober 2014

Jajanan Masa Kecil : Kue Putu


Siapa yang tidak kenal dengan jajanan masa kecil ini? Putu, yang isiannya berupa gula merah dan ditaburi dengan kelapa parut. Kue putu (dari bahasa Jawa, puthu) adalah jenis makanan Indonesia berupa kue yang berisi gula jawa dan parutan kelapa, tepung beras butiran kasar. Kue ini di kukus dengan diletakkan di dalam tabung bambu yang sedikit dipadatkan dan dijual pada saat matahari terbenam sampai larut malam. Suara khas uap yang keluar dari alat suitan ini sekaligus menjadi alat promosi bagi pedagang yang berjualan.

Kebanyakan warna dari kue putu ini adalah putih dan hijau. Sejumlah pedagang masa kini mengganti bambu dengan pipa PVC dengan alasan kepraktisan, meskipun dari segi kesehatan penggunaan PVC membahayakan.

Kue putu sendiri sudah merambah ke negara lain, seperti Singapura dan Malaysia, meskipun nama dan bentuk untuk kue ini sedikit berbeda, tetapi rasanya sendiri sama dengan kue putu tradisional Indonesia itu sendiri.

Pesta Buku Semarang (akhir Oktober - November)



Pada tanggal 31 Oktober sampai 6 November 2014, di Gedung Wanita, Jln. Sriwijaya No. 29 Semarang, akan diadakan pameran buku juga berbagai lomba yang dikemas dalam “Pesta Semarang Sejuta Buku 2014”.

Pameran ini mengangkat tema "Perpustakaan Cerdaskan Bangsa Wujudkan Semarang Gemar Membaca". Kegiatan ini diadakan dalam rangka memperingati dan mengenang Hari Pahlawan tahun 2014. Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Semarang akan menyelenggarakan Pameran Buku, Pameran Aluttista (alat utama sistem persenjataan) dari TNI AL.

Salah satu komunitas yang akan turut meramaikan acara ini adalah komunitas bambu atau yang sering disebut Kobam, di mana mereka sering menerbitkan buku-buku sejarah.

Jumat, 17 Oktober 2014

Mengenal Batu Permata (2)

4.   Ametis/Batu kecubung (Amethyst)


Ametis atau batu kecubung terbentuk dari Silika. Biasanya, ametis berwarna merah muda sampai ungu tua. Karena warna ungu selalu dikaitkan dengan warna kerajaan, maka batu ametis sering digunakan dalam pembuatan barang-barang yang ada di kerajaan Inggris.

Nama batu ametis berasal dari bahasa Yunani yang artinya “tidak mabuk”. Masyarakat Yunani pada masa itu percaya bahwa jika seseorang meminum anggur yang terdapat dalam gelas yang terbuat dari ametis, maka orang tersebut tidak akan mengalami mabuk. Batu ametis pernah menjadi batu yang lebih berharga dari pada berlian. Umumnya, batu ametis akan bersinar terang setelah dijemur dalam waktu yang cukup lama.

5.   Zamrud (Emerald)


Zamrud berwarna hijau dan terbuat dari silikat beril. Penghasil zamrud kualitas tinggi adalah Kolombia, Siberia, Afrika Selatan, Zimbabwe, Australia, dan Brazil. Warna yang paling ideal untuk zamrud adalah hijau daun. Seperti halnya batu rubi, warna hijau pada zamrud juga dihasilkan oleh kromium. Salah satu keunggulan dari batu jenis ini adalah pada warnanya yang tidak mudah berubah serta daya tahannya terhadap suhu tinggi.

Dalam masa proses kristalisasi pada batu zamrud, beberapa gangguan geologi selalu terjadi. Itulah sebabnya semua zamrud ditemukan dalam keadaan cacat seperti retak, bergelembung, terdapat butiran kristal karbon asing di dalamnya, serta ketidaksempurnaan-ketidaksempurnaan lainnya. Kelemahan-kelemahan tersebut dapat disembunyikan dengan mengolesi minyak mineral maupun dengan melakukan proses iradiasi. Jika anda menemukan batu zamrud yang tanpa cacat sedikitpun, maka berwaspadalah. Bukan berarti anda telah menemukan batu zamrud yang paling sempurna, namun ciri tersebut justru menunjukkan bahwa batu yang anda temukan merupakan imitasi.

6.   Giok (Jade)


Batu giok sudah dikenal oleh bangsa Cina pada tahun 4000 SM sebagai bahan utama dalam pembuatan aksesoris, senjata, maupun perabotan. Dalam seni pengobatan Timur, batu giok diyakini sebagai perangsang aliran Chi (energi murni). Energi murni ini dianggap mampu mencegah penuaan sel-sel tubuh dan mengatasi aneka penyakit. Sementara itu, di suku Maya dan Inca, batu ini dianggap sebagai “Pembawa Keselamatan dan Kesehatan”.

Batu giok terdiri dari 2 jenis, yaitu Nephreit dan Jadeit. Nephreit memiliki warna yang agak keputih-putihan, sementara itu, jenis Jadeit lebih keras daripada nephreit, namun juga lebih mudah mengalami keretakan.

Sampai saat ini, masyarakat masih mempercayai keberadaan batu giok sebagai sarana pengobatan. Di Indonesia, terapi batu giok bukanlah merupakan istilah yang asing lagi di telinga sebagian besar warga negaranya. Batu giok memang dapat memancarkan sinar infra merah yang dapat memperlancar aliran darah. Selain itu, gelombang yang terpancar dari batu giok dapat melancarkan metabolisme tubuh serta menghancurkan timbunan lemak.


7.   Ratna Cempaka (Topaz)


Ratna cempaka terbentuk dari aluminium oksida dan kiezelzuur ini dikenal pula dalam berbagai nama, seperti batu daud, mirah cempaka dan selong. Walaupun batu topaz tergolong batu yang keras, namun batu tersebut tidak boleh berada dalam perubahan suhu hebat yang mendadak, sebab hal itu dapat membuat batu topaz retak. Dahulu, orang berpikir bahwa batu topaz selalu berwarna kuning. Kini, telah dikenal berbagai macam variasi warna topaz, seperti cokelat, bening, merah muda, ungu dan biru. Topaz biru umumnya berasal dari Cina. Topaz merah dan jingga merupakan jenis topaz yang termurah.

Topaz yang berkualitas tinggi mempunyai kilau yang sangat cemerlang, terang dan bening. Jika topaz tersebut disentuh maka akan terasa licin di tangan. Api atau listrik dapat keluar apabila kita menggosok topaz dengan keras dan cepat. Sedangkan untuk membuktikan keaslian sebuah topaz, kita dapat melakukannya dengan memasukkan topaz dalam bromoform (semacam cairan yang dapat dibeli di apotik). Jika topaz itu mengapung, maka topaz tersebut palsu.

sumber : http://trisniannisasmi.wordpress.com/2012/06/10/yuk-kita-mengenal-7-batu-mulia-terkenal-di-dunia/

Mengenal Batu Permata (1)

1.   Berlian/intan (Diamond)


Berlian merupakan batu permata terkeras di dunia dan terbentuk dari karbon. Pertama kali, berlian ditemukan di Afrika Selatan pada tahun 1870. Pertambangan berlian yang terkenal di Indonesia berada di Martapura, Kalimantan Selatan. Dari semua batu mulia, berlian bukan hanya batu yang paling keras tetapi juga mempunyai kemampuan paling baik dalam membiaskan cahaya. Warna-warna berlian beraneka ragam seperti kuning, kuning muda, kebiru-biruan, merah, biru kehijau-hijauan, merah jambu, merah muda, kuning kecoklat-coklatan, dan lain-lain.

Berlian berwarna hijau daun merupakan jenis berlian yang langka. Berlian berwarna hitam dinamakan carbonado. Sedangkan yang paling umum dikenal adalah berlian tak berwarna alias transparan. Berlian dapat terbakar dalam tanur listrik pada suhu 2000 derajat Celsius dan menjadi karbondioksida.

2.   Safir (Sapphire)


Batu safir merupakan batu permata yang terkenal karena keeleganan warnanya dan terbentuk kristal dari aluminium oksida (korondum). Orang kebanyakan mengira bahwa safir hanya berwarna biru saja. Padahal, safir memiliki beberapa macam varian warna, di antaranya ungu, kuning pupus, jingga dan lain-lain.

Safir yang memiliki warna selain biru tersebut dinamakan fancy sapphire. Warna-warna tersebut bergantung pada kandungan zat yang berada dalam batu safir, seperti titanium dan besi. Selain unsur-unsur itu, warna pada batu safir juga tergantung pada zat khas yang dimiliki batu safir, yakni korondum. Sementara itu, warna yang paling ideal untuk batu safir adalah biru langit. Warna biru yang terlalu pekat atau malah terlalu pudar dapat menurunkan nilai harganya.

3.   Rubi/Batu delima (Ruby)


Sama dengan safir, rubi juga merupakan salah satu bentuk kristal dari korondum. Rubi mentah berwarna merah delima, dan jika digosok/dihaluskan akan menghasilkan warna merah darah. Warna merah pada rubi berasal dari zat yang disebut dengan kromium. Rubi merupakan salah satu batu mulia yang keberadaannya jarang ditemukan, apalagi rubi dengan kualitas yang baik. Rubi merupakan satu dari empat batu berharga selain berlian, safir dan zamrud. Selain warna merah, rubi juga dapat berwarna merah muda atau merah gelap, tergantung pada kandungan kromium. Semakin keruh warna rubi, maka semakin rendah pula kualitasnya. Begitu pula sebaliknya. Rubi mempunyai skala kekerasan 9 Mohs.


sumber : http://trisniannisasmi.wordpress.com/2012/06/10/yuk-kita-mengenal-7-batu-mulia-terkenal-di-dunia/

Mahabarata (2)


Adalagi tokoh-tokoh Mahabarata yang lain, yaitu...


8. Sangkuni
Dia adalah tokoh antagonis yang selalu menghasut Duryudana dan Destrarastra. Alasannya adalah dia ingin Duryudana lah menjadi calon raja bukannya dari Pandawa, karena Duryudana adalah keponakannya sendiri. Sangkuni sebenarnya memiliki kerajaan sendiri yaitu Gandara namun lebih memilih tinggal di Hastinapura untuk mewujudkan tujuannya.

9. Pandawa
Pandawa merupakan sebutan untuk keturunan Pandu. Mereka terdiri dari Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Di antara mereka yang dikenal kuat dan perkasa adalah Bima dan Arjuna yang dikenal dengan panah saktinya. Mereka berperang melawan pihak Kurawa untuk meminta hak mereka. Pandawa menilai seharusnya Yudistira yang berhak menjadi calon raja selanjutnya karena ayah mereka, Pandu lah yang dinobatkan menjadi raja sebelumnya. Lain dengan  Destrarastra yang tanpa acara penobatan dan dianggap hanya raja sementara.

10. Karna
Karna merupakan anak dari Kunti dengan Dewa Surya. Namun, karena suatu hal yang sangat mendesak, Kunti akhirnya membuang anaknya ini sehingga Karna ditemukan dan diasuh oleh Adirata dan istrinya (kusir istana Hastinapura). Dia berteman dekat dengan para Kurawa dan berada di pihak mereka. Kemampuan memanahnya setara dengan Arjuna. Dia lah yang akhirnya membunuh Gatotkaca dengan panah sakti. Sebenarnya panah itu disiapkan untuk membunuh Arjuna. Namun, dalam Baratayudha, Karna pada akhirnya akan mati terbunuh.

11. Drona
Guru dari Kurawa dan Pandawa. Dia adalah ahli dalam bidang senjata. Namun dia juga dikenal sombong karena hanya mau melatih orang berkasta Ksatriya. Selain itu dia tidak ingin ada orang yang melebihi kemampuan murid-muridnya. Saat Bisma mati dialah yang menggantikannya menjadi pemimpin pasuka Kurawa.

12. Krisna
Bagi umat Hindu dia dianggap jelmaan Dewa Wisnu. Dia muncul di tengah-tengah cerita dan menjadi penasihat bagi pihak Pandawa. Selain itu dia menjadi kusir dari kendaraan Arjuna dalam peperangan.Sebelum menjadi penasehat Pandawa dia mengajukan pilihan ke Kurawa dan Pandawa, memilih dirinya atau para pasukan miliknya. Kurawa memilih pasukan milik Kresna dan Pandawa memilih Krisna. Namun Krisna tidak ikut bertarung dan hanya menjadi penasehat sekaligus kusir.

13. Gatotkaca
Dia adalah anak dari Bima, dikenal kuat dan mewarisi kekuatan ayahnya. Dia adalah anak dari Bima dengan Hadimbi (di Jawa disebut Dewi Arimbi) yang merupakan raksasa yang bisa menjelma jadi  perempuan cantik. Gatotkaca termasuk prajurit terkuat dari pihak Pandawa

14. Srikandhi
Dalam versi asli Mahabarata, Srikandhi bukanlah istri Arjuna. Dia digambarkan sebagai perempuan dengan sifat laki-laki dan ikut perang melawan Kurawa. Dia bekerjasama dengan Arjuna untuk membunuh Bisma yang sangat sulit dilawan. Bisma tidak ingin melawan perempuan saat itulah Arjuna dari belakang Srikandhi melepaskan panahnya.

Mahabarata


Serial Mahabarata saat ini cukup digandrungi oleh banyak orang. Selain karena tokoh-tokohnya yang menarik, cantik dan tampan, juga karena ceritanya pun bagus. Mahabarata penuh dengan cerita filosofi dan kebaikan-keburukan. Di sini kita bisa belajar banyak dari tokoh-tokoh yang ada dan bagaimana mereka berinterkasi satu sama lain. Tokoh utama dalam Mahabarata ini tentu adalah hubungan antara Pandawa (anak-anak raja Pandu) dan Kurawa (anak-anak raja Destrarastra).

Dalam ceritanya, Pandawa merupakan di pihak yang benar dan mencoba meminta hak-nya di mana Kurawa tidak menginginkannya. Mereka saling beradu intrik-politik, bahkan melakukan perang besar demi terwujudnya kebenaran. Beberapa tokoh yang terkenal dalam Mahabarata adalah:

1. Bisma
Bisma merupakan putra Raja Sentanu dengan istri pertamanya yaitu Dewi Gangga. Seharusnya, Bisma-lah yang menjadi Raja, tapi karena dia tidak ingin terjadi perebutan kekuasaan antara dirinya dengan anak-anak dari istri kedua, dia pun bersumpah untuk tidak menjadi Raja dan berpihak pada Hastinapura.

2. Destrarastra
Secara garis keturunan, Destrarastra sebenarnya berhak untuk menjadi raja. Namun, karena dia cacat sejak lahir (buta), akhirnya tahta pun jatuh pada adiknya, yaitu pandu. Setelah Pandu mundur dari takhta, barulah dia yang naik dan menjadi Raja menggantikan adiknya. Dia merupakan Ayah dari para Kurawa.

3. Pandu
Pandu merupakan adik Destrarastra dan juga Ayah dari Pandawa. Dia menjadi raja Hastinapura menggantikan kakaknya karena kakaknya buta. Namun karena tidak sengaja membunuh seorang resi/pertapa, Pandu pun memutuskan memutuskan untuk mundur dan pergi ke hutan menjadi pertapa demi menebus dosanya.

4. Gandari
Istri Destrarastra dan sekaligus ibu para Kurawa. Dia juga adik dari Sangkuni

5. Kunti
Ibu dari Yudhistira, Bima dan Arjuna. Dia adalah istri pertama Pandu.

6. Madrim
Ibu dari Nakula dan Sadewa. Dia adalah istri kedua Pandu.

7. Duryudana dan Para Kurawa
Duryudana adalah anak tertua dari seratus anak Destrarastra yang disebut Kurawa. Dia sangat berambisi menjadi raja Hastinapura. Bersama dengan adik-adiknya dia ingin menyingkirkan para Pandawa dengan segala cara, hingga terjadilah perang Barathayuda. Di pertempuran hari terakhir dia kalah dari Bima dan terbunuh.

bersambung....

Kamis, 16 Oktober 2014

Pernikahan Adat Sunda



Indonesia terdiri dari berbagai suku dan budaya. Ada berbagai adat di negara ini yang menyebabkan negara ini kaya akan keragaman. Pernikahan, yang merupakan salah satu momen paling membahagiakan pada diri manusia, menjadi salah satu bukti mengenai keberagaman adat di Indonesia. Dalam berbagai acara pernikahan, kita sering disuguhi beragam acara dengan tema adat-adat tertentu. Yang paling sering kita dengar tentunya adat jawa dan sunda. Namun, sebenarnya jauh lebih banyak lagi adat-adat dalam pernikahan yang dipakai oleh masyarakat Indonesia.

2. Pernikahan adat Sunda
Pernikahan adat sunda, rangkaian acaranya di mulai dari pembicaraan orang tua dari pihak kedua mempelai sampai acara yang dinamakan: muka panto (buka pintu). Bagi banyak orang Sunda, tahap-tahap proses adat pernikahan wajib dilakukan. berbagai proses acara pernikahan khas Sunda sebelum dan sesudah pernikahan adalah sebagai berikut:

Pertama, tahap Nendeun Omong. Tahap ini adalah pembicaraan orang tua kedua pihak mempelai atau siapapun yang dipercaya jadi utusan pihak pria yang punya rencana mempersunting seorang gadis sunda. Orang tua atau sang utusan datang bersilaturahmi dan menyimpan pesan bahwa kelak sang gadis akan dilamar.

Sebelumnya orang tua masing-masing sudah membuat kesepakatan untuk menjodohkan atau laki-laki dan perempuannya sudah sepakat untuk ‘mengikat janji’ dalam suatu ikatan pernikahan, maka selanjutnya orang tua pria datang sendiri atau menyuruh orang ke rumah sang gadis untuk menyampaikan niat. Intinya, neundeun omong (titip ucap, menaruh perkataan atau menyimpan janji) yang menginginkan sang gadis agar menjadi menantunya. Dalam hal ini, orang tua atau utusan memerlukan kepandaian berbicara dan berbahasa, penuh keramahan.

Kedua, tahap Lamaran. Tahap melamar atau meminang ini sebagai tindak lanjut dari tahap pertama. Proses ini dilakukan orang tua calon pengantin keluarga sunda dan keluarga dekat. Hampir mirip dengan yang pertama, bedanya dalam lamaran, orang tua laki-laki biasanya mendatangi calon besannya dengan membawa makanan atau bingkisan seadanya, membawa lamareun sebagai simbol pengikat (pameungkeut), bisa berupa uang, seperangkat pakaian, semacam cincin pertunangan, sirih pinang komplit dan lainnya, sebagai tali pengikat kepada calon pengantin perempuannya. Selanjutnya, kedua pihak mulai membicarakan waktu dan hari yang baik untuk melangsungkan pernikahan.

Ketiga, tahap Tunangan. Tahap ini adalah prosesi ‘patuker beubeur tameuh’, yaitu dilakukan penyerahan ikat pinggang warna pelangi atau polos kepada si gadis.

Keempat, tahap Seserahan (3 – 7 hari sebelum pernikahan). Calon pengantin pria membawa uang, pakaian, perabot rumah tangga, perabot dapur, makanan, dan lain-lain.

Kelima, tahap Ngeuyeuk seureuh (opsional, jika ngeuyeuk seureuh tidak dilakukan, maka seserahan dilaksanakan sesaat sebelum akad nikah). Tahap ini dilakukan sebagai berikut:
1. Dipimpin Pengeuyeuk.
2. Pengeuyek mewejang kedua calon pengantin agar meminta ijin dan doa restu kepada kedua orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau benda yang disediakan berupa parawanten, pangradinan dan sebagainya.
3. Diiringi lagu kidung oleh Pangeuyeuk
4. Disawer beras, agar hidup sejahtera.
5. dikeprak dengan sapu lidi disertai nasehat agar memupuk kasih sayang dan giat bekerja.
6. Membuka kain putih penutup pengeuyeuk. Melambangkan rumah tangga yang akan dibina masih bersih dan belum ternoda.
7. Membelah mayang jambe dan buah pinang (oleh calon pengantin pria). Bermakna agar keduanya saling mengasihi dan dapat menyesuaikan diri.
8. Menumbukkan alu ke dalam lumpang sebanyak tiga kali (oleh calon pengantin pria).
Keenam, tahap Membuat Lungkun. Dua lembar sirih bertangkai saling dihadapkan. Digulung menjadi satu memanjang. Diikat dengan benang kanteh. Diikuti kedua orang tua dan para tamu yang hadir. Maknanya, agar kelak rejeki yang diperoleh bila berlebihan dapat dibagikan kepada saudara dan handai taulan.
Ketujuh, tahap Berebut uang di bawah tikar sambil disawer. Melambangkan berlomba mencari rejeki dan disayang keluarga.

Kedepalan, tahap Upacara Prosesi Pernikahan:
1. Penjemputan calon pengantin pria , oleh utusan dari pihak wanita
2. Ngabageakeun, ibu calon pengantin wanita menyambut dengan pengalungan bunga melati kepada calon pengantin pria, kemudian diapit oleh kedua orang tua calon pengantin wanita untuk masuk menuju pelaminan.
3. Akad nikah, petugas KUA, para saksi, pengantin pria sudah berada di tempat nikah. Kedua orang tua menjemput pengantin wanita dari kamar, lalu didudukkan di sebelah kiri pengantin pria dan dikerudungi dengan tiung panjang, yang berarti penyatuan dua insan yang masih murni. Kerudung baru dibuka saat kedua mempelai akan menandatangani surat nikah.
4. Sungkeman,
5. Wejangan, oleh ayah pengantin wanita atau keluarganya.
6. Saweran, kedua pengantin didudukkan di kursi. Sambil penyaweran, pantun sawer dinyanyikan. Pantun berisi petuah utusan orang tua pengantin wanita. Kedua pengantin dipayungi payung besar diselingi taburan beras kuning atau kunyit ke atas payung.
7. Meuleum harupat, pengantin wanita menyalakan harupat dengan lilin. Harupat disiram pengantin wanita dengan kendi air. Lantas harupat dipatahkan pengantin pria.
8. Nincak endog (menginjak telur), pengantin pria menginjak telur dan elekan sampai pecah. Lantas kakinya dicuci dengan air bunga dan dilap pengantin wanita.
9. Muka Panto (buka pintu). Diawali mengetuk pintu tiga kali. Diadakan tanya jawab dengan pantun bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, pintu dibuka. Pengantin masuk menuju pelaminan.

Pernikahan Adat Jawa




Indonesia terdiri dari berbagai suku dan budaya. Ada berbagai adat di negara ini yang menyebabkan negara ini kaya akan keragaman. Pernikahan, yang merupakan salah satu momen paling membahagiakan pada diri manusia, menjadi salah satu bukti mengenai keberagaman adat di Indonesia. Dalam berbagai acara pernikahan, kita sering disuguhi beragam acara dengan tema adat-adat tertentu. Yang paling sering kita dengar tentunya adat jawa dan sunda. Namun, sebenarnya jauh lebih banyak lagi adat-adat dalam pernikahan yang dipakai oleh masyarakat Indonesia.

1. Pernikahan adat Jawa
Proses pernikahan adat Jawa dimulai dengan Siraman yang dilakukan sebagi proses pembersihan jiwa dan raga yang dilakukan sehari sebelum ijab kabul. Ada 7 Pitulungan (penolong) yang melakukan proses siraman. Airnya merupakan campuran dari kembang setaman yang disebut Banyu Perwitosari yang jika memungkinkan diambil dari 7 mata air. Diawali siraman oleh orangtua calon pengantin, acara siraman ditutup oleh siraman pemaes yang kemudian memecahkan kendi.

Beranjak malam, acara dilanjutkan dengan Midodareni, yaitu malam kedua mempelai melepas masa lajang. Dalam acara Midodareni yang digelar di kediaman perempuan ini, ada acara nyantrik untuk memastikan pengantin laki-laki akan hadir pada ijab kabul dan kepastian bahwa keluarga mempelai perempuan siap melaksanakan perkawinan dan upacara panggih di hari berikutnya.

Upacara Panggih
Usai acara akad nikah dilakukan upacara Panggih, di mana kembang mayang dibawa keluar rumah dan diletakkan di persimpangan dekat rumah yang tujuannya untuk mengusir roh jahat. Setelah itu pengantin perempuan yang bertemu pengantin laki-laki akan melanjutkan upacara dengan melakukan :

1) Balangan suruh
Melempar daun sirih yang melambangkan cinta kasih dan kesetiaan

2) Wiji dadi
Mempelai laki-laki menginjak telur ayam hingga pecah, kemudian mempelai perempuan akan membasuh kaki sang suami dengan air bunga. Proses ini melambangkan seorang suami dan ayah yang bertanggung jawab terhadap keluarganya.

3) Pupuk
Ibu mempelai perempuan mengusap mempelai mantu laki-laki sebagai tanda ikhlas menerimanya sebagai bagian dari keluarga.

4) Sinduran
Berjalan perlahan-lahan dengan menyampirkan kain sindur sebagai tanda bahwa kedua mempelai sudah diterima sebagai keluarga.

5) Timbang
Kedua mempelai duduk di pangkuan bapak mempelai perempuan sebagai tanda kasih sayang orangtua terhadap anak dan menantu sama besarnya.

6) Kacar-kucur
Kacar-kucur yang dituangkan ke pangkuan perempuan sebagai simbol pemberian nafkah.

7) Dahar Klimah
Saling menyuapi satu sama lain yang melambangkan kedua mempelai akan hidup bersama dalam susah maupun senang.

8 Mertui
Orangtua mempelai perempuan menjemput orangtua mempelai laki-laki di depan rumah untuk berjalan bersama menuju tempat upacara.

9) Sungkeman
Kedua mempelai memohon restu dari kedua orangtua.

Rabu, 15 Oktober 2014

Faktor-faktor yang mempengaruhi Persebaran Hutan



Hutan merupakan suatu ekosistem natural yang telah mencapai keseimbangan klimaks dan merupakan komunitas tumbuhan yang paling besar yang mampu pulih kembali dari perubahan-perubahan yang dideritanya sejauh tidak melampaui batas-batas yang dapat ditoleransi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persebaran hutan, yaitu iklim, keadaan tanah, relief, dan makhluk hidup.

1. Iklim
Kondisi iklim mempengaruhi pola persebaran flora dan fauna. Wilayah-wilayah dengan pola iklim yang ekstrim, seperti daerah kutub yang senantiasa tertutup salju dan lapisan es abadi, atau gurun yang gersang, sangat menyulitkan bagi kehidupan suatu organisme. Oleh karena itu, persebaran flora dan fauna pada kedua wilayah ini sangat minim baik dari jumlah maupun jenisnya. Sebaliknya, daerah tropis merupakan wilayah yang optimal bagi kehidupan flora dan fauna. Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di permukaan bumi ini, antara lain suhu, kelembapan udara, angin, dan tingkat curah hujan.

2. Keadaan tanah
Faktor kedua yang memengaruhi persebaran hutan adalah kondisi tanah. Tanah merupakan media tumbuh dan berkembangnya tanaman. Kondisi tanah yang secara langsung berpengaruh terhadap tanaman adalah kesuburan. Adapun yang menjadi parameter kesuburan tanah antara lain kandungan humus atau bahan organik, unsur hara, tekstur dan struktur tanah, serta ketersediaan air dalam pori-pori tanah. Tanah-tanah yang subur, seperti jenis tanah vulkanis dan andosol merupakan media optimal bagi pertumbuhan tanaman.

3. Relief
Faktor fisiografi yang berkaitan dengan persebaran makhluk hidup adalah ketinggian tempat dan bentuk wilayah. Setiap dataran memiliki topologi dan tinggi yang berbeda-beda, di mana setiap naik 100 meter dari permukaan air laut, maka suhu udara akan turun sekitar 0.5-0.6 derajat celcius. Penurunan suhu ini sangat berpengaruh terhadap pola persebaran jenis tumbuhan dan hewan, sebab organisme memiliki keterbatasan daya adaptasi terhadap suhu lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, jenis tumbuhan yang hidup di wilayah pantai akan berbeda dengan yang hidup pada wilayah dataran tinggi atau pegunungan.

4. Makhluk Hidup
Manusia adalah komponen biotik yang berperan sentral terhadap keberadaan flora dan fauna di suatu wilayah, baik yang sifatnya menjaga kelestarian maupun mengubah tatanan kehidupan flora dan fauna. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, manusia berusaha mengolah dan memanfaatkan lingkungan hidup di sekitarnya semaksimal mungkin, walaupun terkadang dapat merusak kelestarian alam. Misalnya, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam waktu yang relatif singkat manusia mampu mengubah kawasan hutan menjadi daerah permukiman dan areal pertanian. Perubahan fungsi lahan tersebut berakibat terhadap kestabilan ekosistem yang secara alamiah telah terjalin dalam periode jangka waktu yang lama.

 (diolah dari berbagai sumber)